Kamis, 01 April 2010

Terapi Magnet

Manfaat magnet bagi kesehatan sebenarnya sudah sangat lama dikenal. Lebih dari 2000 tahun yang lalu orang-orang Cina dan India kuno telah membuktikan bahwa penggunaan batu yang menghasilkan magnet dapat mengatasi stress, ayan, susah tidur, gangguan ginjal dan hati.

Sedangkan di jaman modern ini berbagai penelitian tentang terapi magnet sudah banyak

dilakukan. Di Jerman, Dr. Wofgang Ludwig Sc. PhD dari lembaga Bio Fisika di Horb membuktikan dan merekomendasikan pemakaian magnet untuk kanker, insomnia (sulit tidur), gangguan saraf, tulang dan darah.

Penggunaan magnet dalam bidang medis pun sudah sangat banyak membantu. Salah satunya yang banyak kita dengar adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging) yang sangat membantu dokter menegakkan diagnosa penyakit dalam tubuh.

Dalam bukunya yang berjudul Archieves of General Psychiatry, Ehud Klein dan Isabelle Kreinin menuliskan bahwa penggunaan magnet sebagai alat terapi terbukti membantu mengurangi gejala depresi.

Berdasarkan riset Dr. William H. Philpott seorang ahli jiwa di Oklahoma dan ahli saraf telah melakukan penelitian tentang biomagnetik selama beberapa tahun. Medan magnet negatif telah dicoba diaplikasikan ke tubuh manusia dan?ternyata merangsang hormon yang berkaitan dengan tidur, melatonin dan membuat orang tidur menjadi lebih nyenyak.

Percobaan di Loma Linda University, M.I.T, dan beberapa Universitas di Eropa telah membuktikan bahwa dipastikan perangkat magnet memperlancar aliran darah.

Hampir semua gangguan penyakit adalah akibat kurang lancarnya aliran darah, yang pada akhirnya akan merusak jaringan saraf. Dengan kata lain zat-zat gizi tidak tersampaikan kepada masing-masing sel yang membutuhkan. Beberapa teori tentang efek magnet terapi banyak diajukan (halaman belakang), tetapi hasil akhir dari semua itu dapat dikelompokkan sbb:

a. MERANGSANG KINERJA FUNGSI SARAF OTONOM

b. MENGURANGI RASA SAKIT DAN PERADANGAN

c. MEMBANTU MELANCARKAN ALIRAN DARAH

d. MELANCARKAN DISTRIBUSI OKSIGEN KE SETIAP JARINGAN TUBUH

e. MELENTURKAN SYARAF2 DAN OTOT2 TUBUH


Minuman Kola Melemahkan Tulang

BOSTON – Konsumsi senyawa kola yang berlebihan pada tubuh, menurut penelitian baru-baru ini, membuat tulang manusia, terutama wanita menjadi makin lemah.
Hasil tersebut ditemukan oleh Dr. Katherine L. Tucker dari Universitas Boston, yang melakukan studi korelasi kelemahan tulang pada 2500 peminum kola, yang dilangsir kantor berita AP awal minggu ini.
Pada penelitiannya tersebut, Dr. Katherine menemukan bahwa peminum kola, memiliki tingkat kekuatan tulang lebih rendah daripada orang yang tidak meminum kola. “Tingkat kekuatan tulang dikenal dengan istilah BMD atau Bone Mineral Density, yang mempengaruhi berbagai masalah kerapuhan tulan,” paparnya.
“Karena kola merupakan salah satu minuman terpopuler yang ada saat ini. Hasil penelitian ini seharusnya diumumkan secara luas, karena berpengaruh pada taraf kesehatan kita,” urainya, pada artikel yang telah dimuat di bulan Oktober ini di Jurnal Klinik Nutrisi Amerika.
Penelitian ini juga menunjukan kebanyakan peminum kola perempuan memiliki tingkat kerapuhan tulan lebih besar. Dalam catatannya, menurut Dr. Katherine hal ini dimungkinkan karena banyak wanita lebih banyak meminum susu, namun banyak meminum soda pada kola.
Fenomena ini dijelaskan oleh Dr. Katherine dikarenakan kola mengandung zat bernama phosporic acid. Zat tersebut menyerap fungsi kalsium yang telah masuk dalam tubuh sehingga mineral yang ada dalam kalsium, yang seharusnya dapat membantu proses penguatan tulang menjadi hilang.
“Sayangnya baru sekarang ada bukti kuat, yang menyatakan zat berkarbonasi seperti kola, ternyata sangat berpengaruh pada tulang,” tambah Katherine. Sementara itu, pada kaum lelaki, lebih sedikit efek perapuhan tulang yang dikarenakan konsumsi kola.

Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

www.wikipedia.co.id